Ogan Komering Ilir – Dalam Rangka rencana Proses Transformasi Kelembagaan STAI menjadi Institut, STAI Ash-Shiddiqiyah menyelenggarakan lokakarya nasional dengan tema Manajemen Pengelolaan PTKIS di Masa Pandemi Covid-19 (Minggu, 28/02/2021).  Kegiatan ini merupakan puncak dari rangkaian gebyar dies maulidiyah ke IX STAI Ash-Shiddiqiyah.

Hadri dalam kegiatan ini Direktur Pendidikan Keagamaan Islam Prof. Dr. Suyitno, M.Ag, KH. Anwar Shodiq, S.I.F selaku ketua yayasan pondok pesantren Ash-Shiddiqiyah, Ketua STAI, Dr. Agus Sholikhin, Civitas Akademika Kampus Dosen dan Mahasiswa.

Dalam sambutannya Agus Sholikhin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kehadiran Direktur PTKI, ini merupakan kesempatan yang sangat kami nantikan.

“Saat ini kampus STAI Ash-Shiddiqiyah telah berusia 19 tahun, usia muda yang terus memerlukan bimbingan dan arahan selalu dari semua pihak khususnya dari Direktorat PTKI”, jelas Agus.

“Meski usia kampus kita masih dalam kategori belia, namun alhamdulillah sudah banyak perkembangan positif yang kita lakukan. Saat ini kita mempunyai enam program studi (prodi) diantaranya: (1) Manajemen Pendidikan Islam; (2) Hukum Ekonomi Syariah; (3) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah; (4) Ekonomi Syariah; (5) Tadris Bahasa Inggris; dan (6) Pendidikan Agama Islam. Visi kita ke depan terus melakukan pengembangan dalam rangka transformasi kelembagaan atau alih bentuk dari sekolah tinggi menuju institut”, tambah Agus.

Pada kesempatan yang sama KH. Anwar Shodiq, S.I.F. menyampaikan bahwa yayasan akan mendukung dan mensupport penuh semua hal yang berkaitan dengan kemajuan lembaga pendidikan yang ada di yayasan, termasuk di dalamnya STAI Ash-Shiddiqiyah.

“Terkait dengan tranformasi kelembagaan STAI menjadi Institut yayasan mendukung penuh rencana tersebut demi kemajuan dan kemaslahatan bersama, oleh karena itu support dan bimbingan dari Bapak Direktur sangat kami harapkan”, tambahnya.

Direktur PTKI, Prof. Suyitno, M.Ag menyampaikan bahwa dalam mengelola sebuah institusi atau perguruan tinggi harus memiliki visi dan misi yang jelas. Maka, dalam setiap akreditasi, pasti yang pertama kali ditanyakan dalam borang adalah apa visi dan misinya.

Di dalam sebuah institusi, seluruh anggota yang ada pada institusi tersebut harus mempunyai mimpi yang sama. Semua kalangan, mulai dari tingkatan terkecil sampai yang terbesar harus menyamakan persepsi terkait mimpi apa yang akan dicapai. Bahkan antara pimpinan institusi dengan office boy (OB) atau cleaning service harus mempunyai mimpi yang sama jangan sampai berbeda-beda.

Saya mendukung terkait dengan apa yang disampaikan oleh Ketua STAI Ash-Shiddiqiyah tentang mimpi transformasi kelembagaan STAI menuju Institut, oleh karena itu semua juga harus mempunyai mimpi yang sama dan secara bersama-sama mewujudkan mimpi tersebut” jelas Suyitno yang merupakan Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang.

Lebih lanjut Suyitno menyampaikan tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam mewujudkan mimpi. “Jadi dalam mewujudkan mimpi, ada beberapa tahapan: (1) big dream, yaitu berupa mimpi atau visi yang besar atau tinggi; (2) big spirit, mimpi yang besar juga harus diwujudkan atau direalisasikan dengan semangat dan usaha yang besar pula. Setelah melakukan usaha yang besar, maka akan masuk tahapan yang selanjutnya; (3) big success, akan mendapatkan sukses yang besar.

“Maka sekali lagi saya sampaikan, jangan sampai kita hidup ini tidak mempunyai mimpi”, pesannya kepada seluruh peserta.