Menjadi santri di era milenial harus melek teknologi, salah satu caranya adalah memperbanyak pengetahuan. Dengan melek teknologi akan mengantarkan santri pada dunia literasi. Yakni melek aksara, santri akan memiliki kemampuan membaca yang baik informasi dan tulisan-tulisan yang banyak sekali di berbagai media.

Literasi merupakan jantung kemampuan santri untuk belajar, menerima dan mengunduh ilmu yang didapatkan dari kyai dan ustadz/ustadzahnya. bukan hanya membaca, literasi juga berkaitan dengan pembiasaan tulis menulis. Dalam hal ini, santri bisa belajar menulis ulang ilmu/ pengetahuan yang didapat dari kyai.

Dengan kemampuan berliterasi yang baik, santri akan mampu menghadapi berbagai tantangan pada abad 21 ini. Dari sinilah literasi disebut sebagai kunci gerbang ilmu pengetahuan dan modernisasi serta kemajuan bangsa.

Literasi juga bagian dari media berdakwah. Santri dituntut untuk bisa meneruskan ilmu yang didapat dengan berbagai cara. Saat ini banyak pilihan santri untuk berdakwah salah satunya dengan menekuni literasi, banyak membaca, menulis ide, atau dengan membuat konten youtube ilmiah. Dengan ini santri akan memiliki wawasan luas sehingga bisa menyebarkan pengetahuannya.

Tapi kenyataannya, masih banyak ditemukan santri yang enggan membaca dan menjadikan buku sebagai “musuh” yang harus dijauhi. Rasa enggan yang terus dipupuk jika dibiarkan terus menerus akan menjadi penyakit atau alergi terhadap buku. Banyak pula dijumpai santri yang suka membaca tapi sulit untuk memahami bacaan yang dibacanya.

Tak jarang ditemui juga santri yang suka membaca (mulai dari komik, cerpen, anekdot hingga kitab kuning) kemudian mampu menceritakan bacaannya dengan baik, tapi ketika ingin menuangkan idenya ke dalam tulisan mengalami kesulitan. Tidak tahu harus darimana memulai, atau mungkin bisa memulai tapi tidak tahu kelanjutannya.

Ada beberapa faktor penyebab minat baca tulis (literasi) santri rendah, antara lain: tidak dimulai sejak dini, kurangnya motivasi untuk membaca, sarana membaca yang minim,sikap malas dan rasa rendah diri. Untuk itu, maka diperlukan sebuah motivasi dan tips agar santri asyik berliterasi.

Pertama-tama, santri harus menghilangkan mental malas dan rendah diri. Kemudian biasakanlah untuk membaca minimal 5 menit per hari sebagai pembiasaan awal. Bacalah tulisan apapun yang menarik perhatian. Sebagai pemula, kita tidak usah memilih bahan bacaan, apapun yang dibaca yakin ada manfaatnya.

Dalam alqur’an ada ayat yang dapat dijadikan motivasi dalam berliterasi yaitu surat Al-Alaq ayat 1. Sebagai wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, ayat ini berisi perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk membaca. Yaitu membaca, berpikir dan mentadabburi segala ciptaan-Nya.

So, butuh motivasi apa lagi untuk mulai cinta literasi?

Rikza Anung Andita Putra (Santri kls 9 PP Mahasina, Bekasi)