Santri adalah seorang pelajar yang berijtihad secara terus menerus, disertai tirakat dalam tholabul ilminya supaya faqih memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran agama islam. Dalam kitab Ta’lim Muta’allim banyak disinggung syarat dan anjuran yang bisa disebut tips sukses dalam belajar dan mengajar.
Sebagai ibroh, dalam sebuah perjalanan yang panjang, seorang musafir membutuhkan peta perjalanan yang tepat supaya sampai dengan cepat dan selamat pada tujuannya. Begitu juga dalam proses menuntut ilmu, seorang santri seyogyanya memiliki thoriqoh atau jalannya supaya mudah memperoleh ilmunya. Jika pada umumnya sebagian besar pelajar fokus menuntut ilmu bil-kasbi saja, maka santri memiliki thoriqohnya sendiri yang berbeda dengan pelajar umumnya. Selain yang disebutkan dalam kitab Ta’lim Muta’allim, setidaknya santri memiliki 2 jalan tambahan yang sangat penting untuk diperhatikan saat menuntut ilmu. Tidak hanya untuk mendapatkan ilmu tersebut saja, melainkan yang terpenting adalah keberkahan daripada ilmunya.
Menurut KH. Ishom Hadziq menyebutkan setidaknya ada 3 thoriqoh ilmu ala santri adalah sebagai berikut:
- Tholabul ilmi bil-kasbi (طلب العلم بالكسب)
Tholabul ilmi bil-kasbi merupakan proses menuntut ilmu sebagaimana yang kita lakukan secara umum, dimana metode yang digunakan untuk mendapatkan ilmunya adalah dengan melakukan cara-cara yang tampak nyata seperti membaca dan menghafal. Pada umumnya metode ini dapat ditemui hampir di seluruh institusi pendidikan. Disini santri harus belajar secara terus menerus sesuai dengan arahan dan perintah guru.
- Tholabul ilmi bil-kasyfi (طلب العلم بالكشف)
Tholabul ilmi bil-kasyfi merupakan proses menuntut ilmu sebagaimana bil-kasbi, namun secara khusus santri menambahkan atau memasukkan unsur-unsur spiritual di dalamnya. Seperti berdoa, tirakat, tawasshul, puasa dan unsur-unsur spiritual lainnya. Perilaku ini sangat ditekankan di dunia pesantren, sehingga sangat lumrah ditemukan santri-santri yang berkorban dengan tirakat karena sangat berharap dapat menyerap ilmu dengan baik, dengan lapang hati dan perolehannya dapat bertahan lama.
- Tholabul ilmi bit-ta’dziimil-ustadz (طلب العلم بالتعظيم الاستاذ)
Tholabul ilmi bit-ta’dziimil-ustadz merupakan proses menuntut ilmu dimana santri harus mengedepankan sikap takdzim terhadap guru sebagai sumber ilmunya. Disini guru memiliki peran penting dan diposisikan sebagai pusat/gudang ilmu. Metode ini lebih menekankan pada bagaimana sikap, perilaku, tutur kata dan ketawadhuan santri selama menjadi anak didik. Di lingkungan pesantren, sikap ta’dzim pertanda dijunjungnya akhlak di atas ilmu. Sehingga jika santri mampu merebut hati guru dengan keta’dzimannya, niscaya guru akan ridho padanya. Sehingga atas ridlonya guru, maka Allah swt akan memudahkan santri tersebut dalam menerima ilmunya dan diyakini mampu memberikan keberkahan ilmu yang diperolehnya.
Tiga thoriqoh keilmuan di atas adalah jalan untuk memperoleh buah keilmuan. Maka dari itu, untuk mendapatkan buah manfaat dan keberkahan dari ilmu yang kita tuntut, hendaklah kita memperhatikan aspek-aspek tersebut. Senantiasa belajar dengan tekun dan giat, selalu menjaga diri untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik dan tidak lupa untuk berdoa kepada Allah.
(Disarikan dari kajian Mustholah Hadits Dr. Suyanto, M.S.I.)
Rikza Anung Andita Putra